top of page
Cari

Kesehatan Diri Tanggung Jawab Siapa?



Kita selalu menyerahkan “rasa sakit” yang di derita pada seorang dokter yang di percaya untuk menyembuhkan sakit – seolah hanya seorang dokterlah yang bisa menyelesaikan semua masalah kesehatan diri kita. Hal ini secara otomatis terjadi turun temurun dari orang tua pada anaknya. Bila sakit langsung dibawa ke dokter, bahkan sebelum ada dokter kita dibawa ke orang pintar atau paranormal.


Padahal, hanya 5 – 15 menit saja ngobrol dengan dokter tentang keluhan yang di derita dan kita “sangat yakin” bahwa dokter akan menyembuhkan semua keluhan yang muncul.

Cobalah datang ke dokter dan diam saja ! Pasti sang dokter tidak bisa memberikan obat apapun untuk menyelesaikan masalah kita – bahkan mungkin akan marah-marah karena masih banyak pasien mengantri menunggu untuk diobati.


Dokter yang baik, akan berbicara lebih lama untuk menggali permasalahan yang paling mungkin menjadi penyebab munculnya keluhan tersebut. Dan itu dibutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk melakukannya, padahal masih banyak pasien yang mengantri untuk diobati. Pasti sangat jarang dokter di Indonesia yang melakukan hal ini!


Itulah bedanya kesadaran masyarakat di Indonesia dan di tempat lain. Di negara Barat, seseorang menemui dokter untuk berkonsultasi tentang penyakit yang mereka rasakan, sejak dini, sejak ada gejala kecil mereka sudah melakukan konsultasi. Tidak hanya melulu untuk mendapatkan resep obat saja, tetapi lebih kepada solusi pencegahan yang sifatnya preventif. Bagaimana supaya penyakit tersebut tidak memburuk atau jika sudah terjangkit, maka setelah minum obat pasien akan menanyakan pola hidup yang tepat kepada dokter tersebut. Khususnya pola makan seperti apa agar penyakit tersebut tidak kambuh lagi. Sayangnya, di Indonesia masih banyak diantara kita yang pergi ke dokter setelah jatuh sakit. Dan hanya agar mendapatkan resep obat untuk penyakit yang dideritanya. bukan solusi pencegahannya.


Intinya apa?

Kita harus bertanggung jawab penuh pada kesehatan diri kita sendiri, karena tidak mungkin dalam waktu yang singkat dokter dapat menemukan penyebab utama penyakit yang kita derita – dokter hanya akan memberikan obat untuk meredakan keluhan sambil menduga-duga kira-kira penyebabnya apa.

Kita tidak perlu menjadi seorang ahli kesehatan untuk dapat bertanggung jawab bagi kesehatan diri sendiri. Cukup hanya dengan belajar pengetahuan tentang diri – karena selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu – atau setiap saat bersama diri tanpa henti memanfaatkan semua potensi yang telah berjalan dan terprogram secara otomatis tanpa kita menyadarinya.


Yaaa… Belajar tentang harta karun yang tersimpan dalam diri !!!

W.H.O (World Health Organization) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia memberikan definisi kesehatan yang meliputi sehat fisik, mental dan sosial bukan sekedar tidak adanya penyakit sehingga bisa hidup produktif secara sosial dan ekonomi.


Di belahan dunia Barat sudah mulai memperkenalkan istilah Kesehatan Holistik – kesehatan yang menyeluruh (holos =menyeluruh), yang meliputi fisik, pikiran dan jiwa (body, mind & soul). Sayangnya orientasi mereka selain mengolah diri, masih menambahkan sesuatu pada diri: suplemen vitamin / nutrisi yang dianggap super dan multi fungsi bagi tubuh.


Anand Krishna, pakar Kesehatan Holistik dari Indonesia dalam bukunya Seni Memberdaya Diri, Meditasi untuk Manajemen Stres dan Neo Zen Reiki (Gramedia, 1998) menjelaskan secara gamblang bagaimana cara memberdaya diri agar memperoleh kesehatan secara holistik.



Ada 5 lapisan kesadaran di dalam diri yang harus diolah secara bersamaan agar kita bisa menjadi sehat secara holistik:


1. Lapisan Kesadaran Jasmani.

Lapisan ini sangat tergantung pada anna atau apa saja yang kita makan, kita konsumsi khususnya serealia, yakni beras, gandum, dan sebagainya.

2. Lapisan Psikis/Energi.

Lapisan ini merupakan Prana, Life Force, atau aliran kehidupan dalam diri kita. Ini terkait dengan pernapasan kita. Ini terkait dengan pernapasan kita dengan cuaca di luar, dengan musim, dan dengan kadar kelembapan, dan sebagainya.

3. Lapisan Gugusan Pikiran dan Perasaan.

Dari sudut pandang dan Mistisisme atau Psikologi Timur, bukan saja pikiran, tetapi emosi/perasaan, harapan, keinginan, kemauan, mimpi, bahkan imajinasi, halusinasi, dan sebagainya adalah bagian dari lapisan ketiga ini.

4. Lapisan Intelejensia.

Ini adalah fakultas yang umumnya paling minim perkembangannya. Saat ini, kita hampir sepenuhnya masih terkendali oleh mind atau gugusan pikiran dan perasaan.

Adapun Inteligensi bukanlah Intelektualitas atau Kecendikiaan yang dapat diperoleh dari pendidikan. Inteligensi adalah kemanuasiaan dalam diri Manusia, yang perkembangannya secara utuh sangat tergantung pada terlampauinya gugusan pikiran dan perasaan, mind, atau lapisan ketiga. Bahkan suatu ketika, dengan meditasi lapisan ketiga atau mind bisa bertransformasi total menjadi intelegensi.

5. Lapisan Kebahagiaan Sejati.

Inilah lapisasn Spiritual. Ketika keempat lapisan kesadaran sebelumnya sudah berkembang, maka terjadilah pengembangan lapisan kesadaran kelima ini secara spontan, secara otomatis. Saat itu barulah seorang manusia menyadari kesejatian dirinya, maksud serta tujuan hidupnya. Saat itulah ia meraih kebahagiaan sejati, langgeng dan abadi.


Anand Krishna juga menambahkan bahwa untuk memperoleh kesehatan secara holistik selain menyelaraskan seluruh lapisan diri supaya menjadi sinkron juga kita harus menyelaraskan diri dengan alam semesta:

  • Alam adalah medan energi yang luar biasa melimpah bagi kita,bila berlaku sebagai Anak Alam yang hormat terhadap Sang Ibu, kita akan selalu dipelihara olehnya.

  • Energi murni alam semesta akan membuat kesehatan jiwa & raga menjadi sesuatu yang mudah dimiliki.

  • Anda dapat mengelola kesehatan jiwa dan raga sendiri – tidak perlu bantuan orang lain.

  • Sebagaimana ingin mendengarkan siaran radio atau televisi, Anda hanya perlu hadir dalam “frekuensi gelombang yang sama”.

  • Sesuatu yang luar biasa akan terjadi dalam diri Anda: menjadi lebih sehat, lebih tenang dalam menghadapi dinamika kehidupan ini, lebih kreatif dan intuisi menjadi jauh lebih tajam.

Jadi keseimbangan diri (homeostasis) dengan memberdaya diri dan selaras dengan semesta adalah kunci kesehatan kita. Suplemen dan obat-obatan bukan merupakan pilihan utama lagi..



SEGERA IKUTI!

Ikuti kelas Meditasi Pemberdaya Diri Ananda's Neo Self Empowerment bersama AKC Joglosemar. Informasi dan Pendaftaran hubungi 087888858858/0816677225/082227774618



Postingan Terkait

bottom of page