"Kita tidak membawa sesuatu saat lahir, dan tidak dapat membawa sesuatu setelah mati. Segala apa yang kita miliki sudah pasti kita tinggalkan di sini" (Dikutip dari buku Life Workbook ~ Anand Krishna)
Informasi dan Pembelian:
Jakarta 0878 8511 1979
Bali 0818350712
Jawa 0878 3161 5414
https://www.yogameditasi.com/shop
https://www.booksindonesia.com/
Ada yang mengaitkan meditasi dengan "mati rasa", kemudian "merasakan" kesia-siaan hubungan dan interaksi kita dengan dunia. "Untuk apa?" dia bertanya, "bila interaksi semacam itu membahayakan? Lebih baik menyendiri saja."
Kita tidak bisa menyendiri. Mau menyendiri kemana? Ketergantungan atau keterikatan kita pada istri, suami, anak, saudara, orang tua -- pada salah satu saja diantaranya -- sudah membuktikan bahwa kita tidak bisa menyendiri.
Interaksi atau hubungan dengan dunia tidak dapat dihindari. Para bijak jaman dulu mengaitkan interaksi atau hubungan tersebut dengan "utang" yang harus dibayar. Jika tidak, kita dikenakan bunga. Kita harus membayar lebih banyak lagi.
Utang-Utang Manusia
Ada 5 macam Utang atau Rina yang disebut, antara lain:
1. Deva Rina, utang terhadap Dewa. Yang dimaksud adalah kemuliaan, kesadaran, pencerahan karena kata dewa berasal dari Divya, yang berarti yang mulia, yang terang, yang berasal dari cahaya.
- Elemen-elemen alami seperti api, air, angin, tanah dan ruang juga disebut dewa. Api membakar habis segala macam sampah. Air membersihkan. Angin dapat menyusup kemana-mana. Tanah menopang beban kita semua. Dan tanpa ruang kita tidak dapat eksis.
- Belajar dari sifat-sifat alami itu adalah utang pertama yang harus dibayar. Membakar sampah pikiran, menjaga kebersihan diri, kebersihan pikiran dan perasaan, belajar hidup sederhana, ringan dan tidak menjadi beban pada siapa pun juga, menjadi ruang kosong yang akomodatif.
2. Pitra Rina, utang terhadap leluhur, atau barangkali lebih tepat utang terhadap keluarga. Karena keluarga adalah kontinuitas dari leluhur dan leluhur adalah keluarga.
- Dengan meninggalkan rumah, kita tidak dapat memutuskan hubungan dengan dunia. Hubungan kita dengan dunia tidak pernah putus. Jika kita tidak menyelesaikan utang kita terhadap keluarga, kita akan dituntut untuk menyelesaikannya terhadap keluarga yang lebih besar – dunia ini.
- Para Mesias dan Buddha juga meninggalkan rumah, tetapi lain mereka lain kita. Kita melarikan diri dari tugas dan tanggung jawab, sementara mereka memikul tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.
- Jadilah seorang pelayan! Layanilah keluarga Anda sebagaimana orang tua Anda pernah melayani anda. Semangat pelayanan inilah yang semestinya berada di balik pelunasan Pitra Rina.
3. Rishi Rina, utang terhadap para bijak, atau terhadap kebijaksanaan itu sendiri.
- Cara kita melunasi setiap utang haruslah bijak.
- Nilai kebijakan tertinggi adalah: aku senang, kau pun harus senang. Aku bahagia, kau pun harus bahagia. Aku tidak dapat mengabaikan kepentinganmu demi kepentingan diri sendiri.
- Kita harus mengembangkan kebijaksanaan di dalam diri, kearifan diri. Demikian, kita baru dapat melunasi utang kita terhadap kebijaksanaan.
4. Nara Rina, utang terhadap sesama manusia.
- Seorang manusia yang tersadarkan dapat menyelamatkan seluruh umat manusia. Siddhartha seorang diri dapat menjadi cahaya bagi seluruh dunia. Isa seorang diri dapat mengubah sejarah peradaban manusia. Muhammad seorang diri mengantar dunia ke era baru.
5. Bhuta Rina, utang terhadap lingkungan.
- Jauh sebelum ilmuwan modern mulai memperhatikan lingkungan, flora dan fauna. Jauh sebelum mereka mencetak istilah baru eco system, para bijak sudah memaparkan, menjelaskan hubungan manusia dengan lingkungannya.
- Kita memiliki tugas, kewajiban serta tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Jangan mencemari air dan udara. Berhati-hatilah dengan penggunaan energi. Jangan mengeksploitasi bumi seenaknya.
(sumber: buku Life Workbook karya Anand Krishna)
INGAT!
Demikianlah utang-utang kita terhadap alam, terhadap keluarga, terhadap para guru, terhadap masyarakat dan terhadap lingkungan. Karena itu, janganlah melupakan tugas dan kewajiban kita terhadap alam, keluarga, guru, masyarakat dan lingkungan. Dengan cara itulah kita melunasi utang-utang kita.
Dalam buku ini masih ada banyak hal yang ditulis oleh Guruji Anand Krishna secara gamblang tentang bagaimana cara supaya kita tercerahkan. Sebuah formula khusus bekal untuk kita mengarungi kehidupan dengan berbagai hambatan dan rintangan didalamnya. Khususnya kelemahan-kelemahan di dalam diri yang mesti kita atasi seperti Asstikyam atau tidak percaya diri, Krodham atau amarah, Dirghasutaram atau kebiasaan menunda, Aalasya atau sikap malas dan masih banyak lainnya! Penasaran dengan yang lainnya? bacalah buku ini dan Anda akan menemukan solusinya!
Simak juga video berikut dari Guruji Anand Krishna yang membahas tentang "MOHA: Keterikatan | Dasamuka Rahwana" agar kita dapat terlepas dari keterikatan terhadap anak, cucu, rumah dan sebagainya, karena keterikatan ini dapat membuat kita menderita.
Commentaires