Sebelum mengendalikan hawa nafsu kendalikan dulu pikiran dan perasaan
Krishna menjelaskan tahapan-tahapan dalam meditasi. Sebelum mengendalikan hawa nafsu – keinginan-keinginan duniawi dan kenikmatan indra — gugusan pikiran serta perasaan mesti terkendali terlebih dahulu.
Banyak kisah, banyak cerita tentang kegagalan mereka yang sudah berusaha mati-matian, tapi tetap gagal mengendalikan hawa nafsu, mengatasi godaan indra, dan sebagainya. Sebabnya adalah, gugusan pikiran serta perasaan mereka (mind) belum terkendali.
Para rahib yang menjadi pedofil; para pemimpin yang tidak mampu mengendalikan hawa-nafsu; para pendeta dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam tindakan-tindakan asosial; para politisi, pejabat, dan wakil rakyat korup yang tergiur oleh gratifikasi seks – banyak cerita, banyak kisah. Karena belum meditatif, mereka tidak bisa melaksanakan tugas mereka dengan baik.
Mind dulu — gugusan pikiran dan perasaan dulu — setelah itu terkendali, barulah mengurusi badan, indra, keinginan-keinginan, hawa-nafsu, dan lain-lain.
Mereka yang tidak memahami hal ini, dan tidak bisa mengendalikan hawa-nafsunya, nafsu-birahinya — memproyeksikan ketidakmampuannya di atas Kanvas Kehidupan. Ia berpikir setiap orang adalah sama seperti dirinya. Bahwasanya, tidak seorang pun mampu mengendalikan syahwatnya.
Ini adalah cara berpikir yang keliru.
Karena saya lemah, tidak berarti setiap orang lemah. Nafsu bisa dikendalikan, tapi mesti mengikuti tahapannya — secara urut, teratur. Mind dulu, baru passion — gugusan pikiran dan perasaan dulu, baru nafsu. Penjelasan Bhagavad Gita 6:24 dikutip dari buku: (Krishna, Anand. (2014). Bhagavad Gita. Jakarta: Pusat Studi Veda dan Dharma)
Persoalannya adalah bagaimana cara mengendalikan mind?
Mengendalikan Mind yang Cenderung Liar
Gugusan Pikiran serta Perasaan atau Mind Ibarat Seekor Kera. Ia memang tidak bisa duduk diam. Mustahil Anda bisa mendisiplinkan seekor kera untuk duduk diam selama 10 menit saja. Ya, jika Anda melatihnya untuk menari dan meniru gerak-gerik Anda—seperti yang dilakukan oleh para pelatih topeng monyet—ia akan melakukannya dengan senang hati asal ada imbalannyal
Jadi, istilah-istilah atau frasa-rasa seperti “mengosongkan pikiran”, “jangan memikirkan sesuatu”, dan sebagainya, muncul dari mereka yang sesungguhnya tidak mengetahui cara kerja mind.
Mustahil mengosongkan pikiran, lebih mudah menyibukkannya. Menyibukkannya sedemikian rupa hingga ia kewalahan. Ia capek, lelah,dan “menjadi” diam secara alami.
Itulah sebab kita memberikan tugas memperhatikan napas kepada mind. Hingga, pada suatu saat ia kelelahan sendiri. Dikutip dari buku (Krishna, Anand. (2016). Soul Awareness, Menyingkap Rahasia Roh dan Reinkarnasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
Membudayakan Pikiran & Peningkatan Kesadaran (Mind Culturing & Self Awareness Meditation)
MIND DAN NAPAS ibarat dua ujung batang bambu. Pegang yang satu dan yang kedua terpegang dengan sendirinya. Setiap orang yang hendak memasuki alam meditasi dengan mengosongkan pikiran, ibarat memegang bambu dari sisi mind atau gugusan pikiran dan perasaan. Hal ini sangat sulit, karena sebagaimana kita lihat sebelumnya, mind tidak segampang itu terpegang, apalagi dikosongkan.
LEBIH MUDAH BEKERJA DENGAN NAPAS. Semakin perlahan napas, semakin jernih kita dapat melihat apa saja yang ada di dalam mind atau gugusan pikiran dan perasaan.
Setiap pikiran, setiap perasaan—setiap thought dan emotion—mulai terdeteksi sebagai satuan. Demikian pula dengan unit-unit Iain berupa obsesi, khayalan, impian, imajinasi, dan sebagainya.
Demikian, terciptalah jurang-jurang keciI—spasi-spasi kecil—antara satu pikiran, satu perasaan, dengan pikiran yang lain, perasaan yang lain.
DAN MIND MULAI MELEMAH. Tidak terjadi kristalisasi pikiran dan perasaan—itulah saat meditasi terjadi, dan mind mulai bertransformasi menjadi buddhi, inteligensi, kesadaran.
Selanjutnya, seperti seorang petani yang sudah menanam benih, sudah memupuki dan mengairi sawahnya dengan baik, musim pun sudah berpihak padanya, maka tinggal menunggu panen saja.
Tinggal menunggu quantum leap yang dapat terjadi setiap saat. Kita memasuki alam kesadaran murni, dan dapat merasakan rasa terdalam, rasa di atas segala rasa, rasa yang bukanlah sama seperti perasaan atau emosi—yakni ananda, bliss, kebahagiaan sejati, langgeng, abadi.
DALAM LATIHAN BERIKUT, walaupun berfokus pada transformasi mind (Lapisan Ketiga dan Keempat), kita tetap mengolah lapisan pertama terkait dengan fisik dan lapisan kedua terkait dengan prana atau aliran kehidupan.
Sekali lagi, kesehatan bagi kita adalah kesehatan total, sempurna, holistis, sehingga setiap lapisan kesadaran harus diolah. Dikutip dari buku (Krishna, Anand. (2016). Ananda’s Neo Self Empowerment, Seni Memberdaya Diri bagi Orang Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
Segera ikuti latihan Meditasi Ananda's Neo Self Empowerment bersama AKC Joglosemar. Latihan Meditasi NSE ini mencakup latihan Mind Culturing dan Self Awareness yang dapat membudayakan pikiran dan peningkatan kesadaran. Informasi dan Pendaftaran hubungi 087888858858/0816677225/082227774618
Comments