Selama ini rasa takut kita terima sebagai sesuatu yang mutlak, tak terhindarkan. Psikologi modern bahkan menegaskan rasa takut sebagai sumber energi untuk ‘fight or flight’, melawan atau melarikan diri. Ketika kita menghadapi bahaya, rasa takut secara spontan mendorong kita untuk melawan atau melarikan diri.
Rasa takut atau FEAR sebenarnya adalah False Emotion Appearing Real – Emosi Palsu yang Terkesan Nyata. Sebagai makhluk yang lebih mulia daripada binatang, kita dapat mengelola rasa takut kita untuk mencapai puncak evolusi diri kita.
Mengenal Rasa Takut
Sesungguhnya gelombang itu hanyalah sebuah sebutan. Gelombang tidak terpisah dari laut. Sesungguhnya gelombang itu tidak ada, yang ada hanyalah laut. Kendati demikian, kita memperoleh kesan seolah gelombang ada.
Inilah basis kehidupan rasa takut yang sesungguhnya, tidak ada memberi kesan seolah ada. Tidak ada yang perlu ditakuti, karena apa yang mesti terjadi sudah pasti terjadi. Kendati demikian manusia tetap takut.
Ada yang takut mati; ada yang takut hidup. Yang takut mati berusaha untuk menghindarinya, tetapi sia-sia saja. Yang takut hidup berusaha untuk mengakhiri hidupnya, padahal kehidupan adalah energi; dan energi tidak dapat diakhiri. Energi tidak mengenal kematian. Energi bersifat abadi.
Fear Management: Seni Mengolah Dampak dari Rasa Takut
FEAR- False Emotion Appearing Real
Ketakutan adalah emosi palsu, tapi tampak asli -- memberi kesan seolah asli. Dalam kesan sesaat itu, ada suka, ada duka, ada panas, ada dingin.
Semuanya itu mimpi. Tetapi, mimpi itu begitu riil -- begitu nyata. Dalam mimpi kadang jantung kita berhenti berdebar, kadang mengeluarkan keringat. Pengalaman-pengalaman seperti itu, walau terjadi dalam mimpi, sangat tidak menyenangkan.
Karena ketakutan adalah emosi palsu yang tampak riil, langkah pertama yang mesti diambil untuk mengatasinya adalah ‘bangun dari mimpi’. Akhirilah mimpimu itu, kemudian dampak dari mimpi itu kita rubah.
Fear Management sesungguhnya, adalah Seni Mengolah Dampak dari Rasa Takut
Man berarti manusia. Age berarti usia, dan ment mengindikasikan adanya proses. Management berarti Proses Peng-”usia”-an atau Pendewasaan Manusia. Jika age diartikan sebagai “zaman”, management dapat diartikan sebagai Proses Penyelarasan Manusia dengan Zaman.
Diri yang dewasa mampu melihat kepalsuan sebagai kepalsuan. Ia tak terjebak dalam kepalsuan itu. Diri yang sudah dewasa dan selaras dengan zaman, dengan alam, tidak takut menghadapi perubahan. Ia mendengar “Sabda Alam”. Ia memahami artinya dan bertindak sesuai dengan tuntunannya.
Luapan emosi pun terjadi karena kita membiarkannya untuk meluap. Di luar boleh terjadi kekacauan, kita tidak mesti terbawa oleh kekacauan itu. Kita tidak perlu diterjang oleh Gelombang Kekacauan Tsunami di luar.
Menjaga kewarasan di tengah ketidakwarasan dunia, memelihara ketenangan diri di tengah kebisingan dunia, inilah tujuan Management Diri. Dan, supaya tidak ditakut-takuti oleh keramaian di luar, kita membutuhkan Fear Management.
Manusia Baru
Ada mereka yang malas mengharapkan zaman berubah. Adapula mereka yang rajin mengubah diri dan menyebabkan terjadinya perubahan pada zaman. Celakanya kelompok pertama selalu mayoritas. Dominasi mereka tak pernah surut.
Harapan pada zaman baru adalah harapan pada perubahan yang terjadi di luar diri. Harapan ini tergantung pada sesuatu yang terjadi di luar kendali kita, maka harapan ini menciptakan rasa takut baru – ketakutan bahwa harapan itu tidak terpenuhi.
Perubahan bukanlah sesuatu yang pernah terjadi secara masal. Tidak pernah. Perubahan terjadi pada perorangan, secara pribadi. Kemudian, pribadi yang berubah itu membawa perubahan.
Untuk membebaskan diri dari rasa takut pun, adalah salah jika kita berusaha untuk membereskan keadaan di luar. Keadaan di luar tidak pernah beres. Dulu ada penjahat, dan sampai sekarang pun masih tetap ada.
Manusia “Neo” atau Manusia Baru – bukan New Ager atau mereka yang mengharapkan Zaman Baru – tetapi mereka yang berusaha untuk memahami “rasa takut”. Apa yang menyebabkannya? Ia juga berusaha untuk memberdayakan dirinya, supaya tidak dihantui oleh rasa takut yang sesungguhnya sekadar emosi. Maukah Anda untuk menjadi salah satunya?
Jenis-Jenis Rasa Takut
Setidaknya ada lima lapisan kesadaran utama dalam diri manusia dan di sana terdapat ketakutan yang berbeda-beda:
Rasa Takut pada Lapisan Fisik
Rasa Takut pada Lapisan Energi
Rasa Takut pada Lapisan Mental
Rasa Takut pada Lapisan Intelegensia
Rasa Takut pada Lapisan Spiritual
Rasa takut muncul dalam setiap lapisan secara serempak, namun intensitasnya berbeda. Karena itu, penyelesaian pada seluruh lapisan mesti diupayakan secara bersama, secara menyeluruh, secara holistik. Bacalah buku karya Guruji Anand Krishna yang berjudul Fear Management agar kita dapat mengelola ketakutan tersebut sehingga dapat memacu evolusi diri
Perlukah Anda Membaca Buku ini?
Orang Barat sudah mulai menoleh ke dalam diri untuk menemukan jawaban yang tidak ditemukannya dari luar.
Melarikan diri atau melawan adalah reaksi yang biasa. Menghadapi adalah respons yang tidak biasa. Menghadapi rasa takut – dalam hal ini ‘takut mati’ – berarti menerima kematian sebagai kematian. Penerimaan seperti itu menuntut kesadaran. Penerimaan seperti itu tidak datang begitu saja. Perlunya latihan Meditasi dan Yoga agar dapat melatih kesadaran di dalam diri.
SEGERA IKUTI!
Kelas Meditasi dan Yoga bersama AKC Joglosemar via Offline maupun Online
Ananda’s Neo Self Empowerment : Setiap Senin Pukul 19.00 WIB (Offline)
Ananda’s Neo Self Empowerment : Setiap Sabtu Pukul 16.00 WIB (Online)
Ananda’s Neo Kundalini Yoga : Setiap Kamis Pukul 19.00 WIB
Informasi dan Pendaftaran: 087888858858 / 0816677225 / 082227774618
Comments