"Ia yang bijak akan mengalir seperti air. Tempat yang terpencil dan sukar dicapai pun dapat dicapai oleh air. Air memberikan kehidupan kepada segala sesuatu dalam alam ini, namun tidak mengharapkan sesuatu. Yang keras, yang kukuh sangat terbatas gerakannya. Kekukuhannya, kekerasannya sendiri menjadi penghalang utama bagi gerak-geriknya." (Dikutip dari buku Tao Teh Ching Bagi Orang Modern - Anand Krishna)
Perlukah Anda Membaca Buku ini?
Mendengar Sabda Pencerahan sungguh membahagiakan. Baru mendengar saja, kita merasa terbawa ke suatu ketinggian atau kedalaman yang tak terhingga. Baru mendengar saja, misteri hidup ini terkuak tabir demi tabir, dan kita terdorong untuk menyelamami paradoks-paradoksnya. Baru mendengar saja, kita merasa disemangati untuk menggapai kualitas tak terperikan, yang bahkan tak berani kita memimpikannya.
Melalui Anand Krishna, Lao Tze menghampiri Anda, untuk menyampaikan bingkisan istimewanya. Anda akan segera menikmati isinya: Mutiara-Mutiara Pencerahan.
Lepas dari apa pun agama dan keyakinan Anda, Tao Teh Ching akan sangat memperkaya diri dan kehidupan Anda.
Memahami Hukum Alam
Sebelum mengalami kemerosotan, seseorang akan mengalami kemajuan terlebih dahulu.
Sebelum mengalami kegagalan, seseorang akan mengalami keberhasilan terlebih dahulu.
Sebelum mengalami kejatuhan, seseorang akan mengalami kejayaan terlebih dahulu.
Sebelum menerima, sudah pasti ada pemberian terlebih dahulu.
Demikian hukum alam ini, yang hendaknya kau pahami. Di sini, yang lemah lembut dapat menaklukkan yang keras dan kuat. Cairan yang tidak berbentuk dapat memasuki sela-sela terpencil. Demikian pula, betapa besar manfaat bekerja tanpa pamrih. Bekerja dengan pamrih berarti membuat diri kita menjadi keras, alot, berbentuk. Bekerja tanpa pamrih ibarat aliran air. Bekerja karena mencintai pekerjaan itu; tidak ada tujuan lain. Ini bukanlah sesuatu yang mustahil, ini dapat dilakukan.
Bekerja Tanpa Motivasi
Alam ini bekerja tanpa mengharapkan suatu imbalan. Demikian pula para bijak. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang membutuhkan motivasi untuk bekerja. Apa pun tindakan yang Anda lakukan jelas bertujuan. Dan tujuannya tentu menyangkut kepentingan diri sendiri. Kita sudah lupa tata cara hidup alami.
Ia yang bijak tidak memikirkan dirinya, Ia selalu memikirkan kepentingan orang lain. Ia baik terhadap mereka yang baik terhadap dirinya. Ia juga baik terhadap mereka yang tidak baik terhadap dirinya, karena kebajikan merupakan sifat alami dalam dirinya.
Ia tulus dan setia terhadap mereka yang tulus dan setia. Ia juga tulus dan setia terhadap mereka yang tidak demikian. Karena ketulusan dan kesetiaan merupakan sifat alami dalam dirinya.
Jangan Mengeluh
Kehormatan atau Penemuan Jati Diri: mana yang lebih penting? Kekayaan atau Jati Diri: mana yang lebih berharga? Memiliki benda-benda duniawi, atau kehilangan jiwa: mana yang lebih menyakitkan?
Ia yang terikat pada benda-benda duniawi akan menderita. Ia yang menghimpun kekayaan akan kehilangan. Ia yang puas, tidak pernah kecewa. Ia yang tahu kapan harus berhenti, tidak akan pernah dibenci. Ia akan tenang dan aman untuk selamanya.
Lepaskan kesucianmu yang semu, tinggalkan kecendekiaanmu, dan kau akan menjadi lebih berguna bagi masyarakat luas. Kepribadianmu sebagaimana terlihat dari luar, tidak penting. Yang penting adalah penemuan jati dirimu, kesederhanaan dalam dirimu. Yang penting adalah melepaskan kepentingan pribadi dan membatasi keinginanmu.
Hidup Tanpa Memilah
Bisakah kau hidup tanpa memisahkan lahiriah dari batiniah?
Anda bicara soal persatuan, keadilan sosial, dan toleransi antar agama, dan begitu bayak hal lain. Namun begitu kena hasutan sedikit, Anda langsung siap membunuh dan dibunuh. Anda begitu cepat merasa resah.
Selama ini Anda diajar untuk memisahkan yang rohani dari yang duniawi. Sesuatu yang mustahil. Persembahan yang Anda lakukan beberapa kali sehari harus diterjemahkan sebagai kasih nyata sehari-hari. Anda membunuh sesama, membakar tempat-tempat ibadah, mengacaukan ketenteraman sosial. Esok harinya Anda kembali berdoa lagi – siapa yang hendak Anda bodohi?
Bisakah kau memberi tanpa memiliki? Selama anak bujangan, ibu mengasihinya dan tidak ada masalah apa pun. Tetapi begitu anak mulai pacaran, begitu ia kawin, sang ibu pun merasa tersaingi. Seorang istri ingin memiliki suaminya. Seorang tokoh agama ingin memiliki umatnya. Seorang pemberi pekerjaan ingin memiliki pekerjanya. Rasa kepemilikan ini yang menyebabkan hubungan antar manusia menjadi sangat kotor, sangat tidak menyenangkan.
Bisakah kau bekerja tanpa pamrih, memimpin tanpa menguasai? Ketahuilah bahwa itu yang disebut Kebajikan Utama.
Simak juga video berikut dari Guruji Anand Krishna yang membahas tentang "Belajar Bersyukur dengan Berbagi Berkah" agar kita dapat lebih mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi kita sendiri dan tidak mengaharapkan imbalan ya!
Comments